Kamis, 01 September 2016

Menjadi Bidadari Dunia-Akhirat

Memang sulit menjadi seorang wanita yang sempurna, baik dalam karier maupun dalam rumah tangga. Mungkinkah kita bisa menjadi sesosok bidadari yang layak ?.. Bagaimana caranya ?.. seperti apa sosok wanita yang layak menjadi bidadari dunia-akhirat itu ?..

Ibu Rumah Tangga adalah karier tertinggi seorang wanita
Salah satu tujuan pernikahan adalah agar wanita memiliki keinginan kuat meraih surga dengan cara melaksanakan perintah Allah melalui ketaatan kepada suaminya. Wanita yang mengabdikan diri kepada suaminya, dan keluarganya adalah bidadari dunia, ia menjadi bidadari di rumah bagi suami dan anak-anaknya. Rosulullah SAW bersabda:

“Apabila seorang wanita telah mengerjakan sholat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, dikatakan kepadanya, ”masuklah dari pintu surga mana saja yang kamu suka”.

Surganya wanita ada dirumahnya sendiri, Surga seorang wanita  adalah Suaminya. maka perhatikanlah suamimu,karena ketaatanmu  pada suami sama nilainya dengan ketaaatanmu  pada Tuhan.

“sekiranya aku berhak memerintahkan salah seorang untuk bersujud kepada oranglain,niscaya akan ku perintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya.” (HR.Ahmad At-turmudzi)

Beberapa anugerah yang Allah berikan pada wanita:
a)Anugerah dimasa kehamilan
Masa kehamilan adalah masa yang berat melelahkan. Tapi Allah memberikan anugerah kesabaran pada wanita yang hamil, agar waktu yang dilaluinya memiliki kenikmatan tersendiri. setiap gerakan  sang janin di perutnya, membuat semakin terasa kerinduannya untuk segera melihat seperti apakah malaikat kecilnya nanti.

b)Anugerah di masa melahirkan
Masa melahirkan adalah masa yang paling dinantikan setiap wanita. inilah jihad paling berat bagi wanita karena ia mempertaruhkan nyawanya demi lahirnya sang jabang bayi kedunia. Karena itu Allah Anugerahkan Pahala Syahid bagi wanita yang meninggal dunia saat melahirkan.Rasulullah SAW bersabda:

“…Tak ada seorangpun perempuan yang hamil dari suaminya, kecuali ia berada dalam naungan Allah azza wa jalla, sampai ia merasakan sakit karena melahirkan, dan setiap rasa sakit yang ia rasakan pahalanya seperti memerdekakan seorang budak yang mukmin. Jika ia telah melahirkan anaknya dan menyusuinya, maka tak ada setetes pun air susu yang diisap oleh anaknya kecuali ia akan menjadi cahaya yang memancar di hadapannya kelak di hari kiamat, yang menakjubkan setiap orang yang melihatnya dari umat terdahulu hingga yang belakangan. Selain itu ia dicatat sebagai seorang yang berpuasa, dan sekiranya puasa itu tanpa berbuka niscaya pahalanya dicatat seperti pahala puasa dan qiyamul layl sepanjang masa. Ketika ia menyapih anaknya Allah Yang Maha Agung sebutan-Nya berfirman: ‘Wahai perempuan, Aku telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu, maka perbaruilah amalmu’.

c)Anugerah di masa menyusui
Saat menyusui adalah kegiatan yang menciptakan ikatan bathin tak ternilai antara ibu dan Anak.Selain itu,ASI (Air susu ibu) adalah makanan terbaik bagi bayi,tak ada satupun  yang dapat menyamai nilai kandungan ASI. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah Ayat 233:

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaaan keduanya dan permusyawaratan,maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh oranglain maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.

d)Mendidik dan mengasuh Anak
Ibu teladan adalah ibu yang mendidik sendiri anak-anaknya dengan pendidikan jasadiyah(jasad),’Aqliyah(Akal),dan Nafsiyah mustakimah (pribadi yang lurus), karena ibu adalah guru pertama anaknya. Ibu yang baik akan lebih memilih mendidik anaknya sendiri dari pada memberikannya pada orang lain, bahkan sampai rela meninggalkan kariernya demi keluarga.


Untuk menjadi wanita sempurna itu, kembali lagi pada penilaian sendiri. Tanyakan pada diri kita sudahkah menjadi wanita yang sempurna ?.. sanggupkah menjadi wanita sempurna ?.. dan dengarkanlah penilaian orang sekitarmu, berusahalah untuk menjadi bidadari di dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar